April 26, 2024

Pusat Anti Petir

Spesial Jasa Pemasangan Penangkal Petir

Penanganan Awal Pada Cedera Tersambar Petir

sumber : https://www.alomedika.com/penanganan-tersambar-petir-dan-cedera-elektrik-lainnya

Cedera petir yang dikenal sebagai lightning injuries, merupakan cedera yang disebabkan oleh sambaran petir. Pada lightning injuries dapat timbul cedera dengan spektrum luas yang melibatkan multisistem organ, seperti trauma tumpul, luka bakar, gangguan pendengaran dan penglihatan, sindrom neurologis, kerusakan otot, gangguan pernapasan akut, aritmia jantung, hingga henti jantung. Cedera petir jarang terjadi pada manusia, namun dapat menyebabkan mortalitas yang signifikan sebesar 10% dan sekitar 75% korban yang survive mengalami gejala sisa.

Cedera akibat tersambar petir (lightning strike) memerlukan penanganan awal yang tepat dan cepat untuk mencegah morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Cedera tersambar petir merupakan trauma akibat arus listrik tegangan tinggi, yang disertai ledakan gelombang serta perubahan suhu.

Lightning strike memiliki manifestasi multisistemik yang dapat menimbulkan berbagai kondisi, seperti luka bakar, henti jantung, aritmia, stroke, gangguan ginjal, gangguan neurologis, gangguan pendengaran, bahkan kebutaan. Penanganan awal pasien tersambar petir harus berdasarkan dengan prinsip advanced trauma life support (ATLS), yang meliputi manajemen jalan napas dengan dukungan c-spine, manajemen pernapasan, dan manajemen sirkulasi. pasien lightning strike juga harus dinilai secara sistematis dan diperlakukan sebagai pasien trauma gawat darurat.

Penanganan Prehospital

Penanganan sebelum tiba di rumah sakit (prehospital care) merupakan tindakan pertolongan pertama, berupa bantuan hidup dasar (basic life support) yang dilakukan secepat mungkin di lokasi kejadian, sesaat setelah terjadi trauma. Tindakan prehospital yang benar dapat menurunkan mortalitas.

Beberapa langkah prehospital care yang dapat dilakukan pada pasien tersambar petir adalah:

  1. Aktivasi sistem emergency medical service (EMS): hubungi segera petugas gawat darurat untuk melaporkan dan meminta bantuan
  2. Amankan lokasi kejadian: pastikan lokasi untuk melakukan pertolongan aman, baik bagi pasien maupun penolong
  3. Lakukan resusitasi jantung paru (RJP): tindakan resusitasi jantung paru dibutuhkan segera jika pasien mengalami henti jantung, segera lakukan penilaian respon, breathing, dan denyut nadi pasien
  4. Tangani syok: angkat kaki pasien dengan hati-hati jika memungkinkan, agar posisi kaki lebih tinggi daripada jantung
  5. Follow up: berikan informasi lengkap kepada petugas medis gawat darurat yang telah sampai telah sampai di lokasi mengenai keadaan pasien dan tindakan pertolongan pertama yang telah dilakukan, misalnya keadaan awal pasien, durasi RJP yang telah dilakukan, respon pasien terhadap RJP, serta tanda-tanda vital pasien.

Penanganan Awal di Instalasi Gawat Darurat

Penanganan awal pasien tersambar petir di instalasi gawat darurat (IGD) terdiri atas primary dan secondary survey. Primary survey adalah resusitasi fungsi vital yang dilakukan secara simultan, cepat, dan efisien. Sedangkan secondary survey dilakukan secara rinci, yang dapat dilakukan pada saat survei primer (ABCDE) selesai dilakukan, saat RJP sedang berjalan, atau saat fungsi vital pasien telah menunjukkan perbaikan.

WhatsApp Konsultasi Melalui Whatsapp